Kamis, 24 Juni 2010

BISNIS

Ada sebuah pertanyaan yang senantiasa mengusik benak kita. Mengapa sebagian besar orang sulit untuk memulai sebuah bisnis? Seringkali ribuan alasan dikemukakan untuk hal yang satu ini. Meski terkadang alasan tersebut terkesan 'dicari-cari' sebagai pembenaran. Banyak hal yang menjadi kendala, mulai dari masalah modal, tempat, keberanian, resiko dan lainnya.
Untuk menjadi seorang entrepreneur memang membutuhkan keberanian. Bisa jadi semuanya bermula dari keterpaksaan. Sebagai contoh di PHK, usaha pencarian kerja yang selalu gagal, kondisi keuangan yang kurang baik dan lain sebagainya.
Pada saat itulah akan terasa himpitan hidup, sehingga mengharuskan seseorang berusaha untuk survive. Di situlah muncul semangat entrepreneur., hingga melahirkan sebuah keputusan : AKU HARUS BERBISNIS!
Pertanyaannya, bagaimana mulai membangun bisnis yang tepat ? Ya, mencari sesuatu yang baru, ini mungkin bisa memotivasi diri kita. Meski begitu, satu hal yang menjadi kunci dan paling penting adalah menjadi diri kita sendiri.
Dalam melakukan segala hal, seringkali kita terjebak dan selalu melihat orang lain. Kita melakukan apa kata orang dan kaca mata orang. Hal ini bisa berbahaya. Hendaknya setiap pribadi tetap menjadi dirinya sendiri, tanpa perlu menjadi orang lain.
Kesadaran itu juga harus dibangun pada entrepreneur. Jawaban pilihan bisnis yang tepat kembali lagi pada diri kita masing-masing. Apa yang selama ini kita miliki untuk melangkah menjadi entrepreneur? Bisa jadi masing-masing orang akan berbeda. Beberapa modal yang coba kita gali antara lain semangat, kemauan, bakat, kemampuan, finance, keberanian, pengalaman, maupun ilmu.
Tolok ukurnya tetap pada diri kita sendiri. Kita boleh mengambil dari orang lain berupa pengalaman yang telah dia lakukan. Namun yang perlu diingat, kita tidak mungkin menjadi dia. Setiap orang mempunyai pengalaman sendiri dan tidak akan pernah sama.
Tiga hal yang menjadi kekuatan untuk mengubah hidup adalah kemampuan, kemauan, dan kesempatan. Jika ketiganya bertemu, maka kesuksesan akan teraih. Kemauan menempati urutan pertama. Jika ini sudah dimiliki, maka kemampuan akan mengikuti. Tidak salah jika kita kembali menengok pada diri kita. Sejauh mana kita telah bersungguh-sungguh dalam bisnis?
Seorang anak kecil tahu bahwa ubin itu keras. Hal itu tentu diketahui setelah pernah merasakan jatuh. Kita akan tahu panasnya api, karena kita pernah memegang api. Dengan begitu, kita akan bermain lebih hati-hati. Begitupun dengan bisnis. Kita memulai dari apa yang pernah kita bisa. Sekali lagi, yang menjadi masalah adalah kita tidak pernah mau mencoba.
Uang, pengalaman, jaringan, dan relasi seringkali dijadikan alasan ketakutan memulai bisnis. Justru inilah kalimat-kalimat yang menisbahkan bahwa diri kita lemah. Yakinlah bahwa segala kemauan dan apa yang kita cita-citakan akan berhasil.
Jika berbicara peluang bisnis, sebenarnya ada seribu peluang yang bisa kita dapatkan. Masalahnya, apakah kita sudah mengambil peluang yang ada? Image yang kita bangun akan berpengaruh pada hasil yang akan kita capai. Di sini seseorang akan teruji cara berpikirnya. Apakah ia mau atau tidak untuk belajar dari apa yang telah didapat.
Ingat, bisnis pun seperti manusia. Dari kecil, dewasa dan mati.. Ia berjalan berdasarkan usia. Semakin dewasa, maka semakin matang. Peluang pun semakin luas dan akan semakin terasah melalui perjalanan hidup.

0 komentar:

Posting Komentar


Free CursorsMyspace LayoutsMyspace Comments
print this page