Kamis, 24 Juni 2010

Inovasi

Kata inovasi dapat diartikan sebagai "proses" dan/atau "hasil" pengembangan dan/atau pemanfaatan/mobilisasi pengetahuan, keterampilan (termasuk keterampilan teknologis) dan pengalaman untuk menciptakan atau memperbaiki produk (barang dan/atau jasa), proses, dan/atau sistem yang baru, yang memberikan nilai yang berarti atau secara signifikan (terutama ekonomi dan sosial).
Inovasi sebagai suatu "obyek" juga memiliki arti sebagai suatu produk atau praktik baru yang tersedia bagi aplikasi, umumnya dalam suatu konteks komersial. Biasanya, beragam tingkat kebaruannya dapat dibedakan, bergantung pada konteksnya:u konteks komersial.
Biasanya, beragam tingkat kebaruannya dapat dibedakan, bergantung pada konteksnya, dapat bersifat baru bagi suatu perusahaan (atau "agen/aktor"), baru bagi pasar, atau negara atau daerah, atau baru secara global.
Sementara itu, pengertian istilah tersebut sebagai suatu "aktivitas" merupakan proses penciptaan inovasi, yang seringkali diidentifkasi dengan komersialisasi suatu invensi.
Bicara tentang inovasi, yang terpenting adalah jangan mengekor atau meniru seseorang. Berfikir inovatif merupakan proses yang melahirkan solusi atau gagasan diluar bingkai pengetahuan yang sudah dimaklumi bersama (bingkai konservatif), baik ditinjau dari pengetahuan individu yang berfikir atau dari pengetahuan yang dominan dilingkungannya.
Berfikir inovatif bertujuan memunculkan gagasan-gagasan baru yang dalam prosesnya harus terpenuhi 4 aspek fundamental yaitu :
1. Sensitivitas yang tinggi terhadap berbagai permasalahan yang mungkin saja tidak sampai mengusik sensitivitas kebanyakan manusia biasa.
2. Produktivitas yang tinggi, yakni kemampuan untuk menghasilkan jawaban sebanyak mungkin untuk satu pertanyaan.
3. Elastisitas yang tinggi, yakni kemampuan menghasilkan pemikiran variatif sebanyak mungkin.
4. Orisinilitas yang tinggi, yakni kemampuan menghasilkan gagasan-gagasan yang unik dan baru yang belum pernah dikenalnya.
Sedangkan kreativitas adalah kemampuan berfikir untuk meraih hasil-hasil yang variatif dan baru, serta memungkinkan untuk diaplikasikan, baik dalam bidang keilmuan, kesenian, kesusteraan, maupun bidang kehidupan lain yang melimpah.
Berfikir inovatif dan kreativitas itu harus selaras dalam artian apabila suatu gagasan baru terlahir dari diri kita tanpa ditunjang dengan adanya kreativitas maka gagasan tersebut akan sia-sia, karena sebuah gagasan baru yang kreatif harus memenuhi unsur-unsur kreatifitas yang diantaranya pengaplikasian gagasan. Tanpa adanya pengaplikasian gagasan tersebut maka sebuah inovasi tersebut akan gagal.
Adapun hal-hal yang dapat membunuh kreativitas dan inovasi yang diantaranya adalah :
1. Ungkapan yang mengandung racun
2. Motivasi yang rendah
3. Lingkungan yang rendah
Coba bayangkan, ketika Anda mempunyai suatu gagasan yang cemerlang kemudian ada teman mengatakan: Sudahlah! Nggak usah dipaksakan. Gagasan barumu itu terlalu berat. Ungkapan tersebut secara tidak langsung telah membunuh kreativitas dan inovatif seseorang akan ide atau gagasannya.
Sudah sewajarnya kita sebagai manusia memiliki sifat akan takut gagal (gagal dalam segala hal). Metode paling ampuh untuk menghadapi rasa takut adalah dengan sikap sebagai pemberani yang siap menantang apa yang kita takuti.
Rambu-rambu untuk mengembangkan inovasi dan kreativitas berfikir, yaitu:
1. Mempersempit ruang berfikir kaku dan memperlebar ruang terbuka dan bebas melalui brain storming
2. Adaptasi yang cepat dan tepat terhadap berbagai perubahan.
3. Motivasi yang berkesinambungan.
4. Bertindak win-win solution
5. Rekrutmen Orang-orang Unggul.
6. Mendorong ijtihad dalam berpendapat dengan memberikan persetujuan dan penerimaan.
7. Pendidikan pribadi sebagai penopang asasi bagi kreativitas dan inovasi
8. Motivasi dan dorongan sebagai faktor asasi bagi terciptanya suasana motivasi.
9. Curah gagasan dan dorongan untuk banyak bertanya.


Etika Bisnis

Secara sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat.
Kesemuanya ini mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil, sesuai dengan hukum yang berlaku, dan tidak tergantung pada kedudukan individu ataupun perusahaan di masyarakat.
Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan merupakan standar yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal ketentuan hukum, karena dalam kegiatan bisnis seringkali kita temukan wilayah abu-abu yang tidak diatur oleh ketentuan hukum.
Von der Embse dan R.A. Wagley dalam artikelnya di Advance Managemen Jouurnal (1988), memberikan tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika bisnis, yaitu :
Utilitarian Approach : setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya. Oleh karena itu, dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak membahayakan dan dengan biaya serendah-rendahnya.
Individual Rights Approach : setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya memiliki hak dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus dihindari apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang lain.
Justice Approach : para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara perseorangan ataupun secara kelompok.
Etika bisnis dalam perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi, diperlukan suatu landasan yang kokoh.
Biasanya dimulai dari perencanaan strategis , organisasi yang baik, sistem prosedur yang transparan didukung oleh budaya perusahaan yang andal serta etika perusahaan yang dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen.
Haruslah diyakini bahwa pada dasarnya praktek etika bisnis akan selalu menguntungkan perusahaan baik untuk jangka menengah maupun jangka panjang, karena :
Mampu mengurangi biaya akibat dicegahnya kemungkinan terjadinya friksi, baik intern perusahaan maupun dengan eksternal.
Mampu meningkatkan motivasi pekerja.
Melindungi prinsip kebebasan berniaga
Mampu meningkatkan keunggulan bersaing.
Tidak bisa dipungkiri, tindakan yang tidak etis yang dilakukan oleh perusahaan akan memancing tindakan balasan dari konsumen dan masyarakat dan akan sangat kontra produktif, misalnya melalui gerakan pemboikotan, larangan beredar, larangan beroperasi dan lain sebagainya. Hal ini akan dapat menurunkan nilai penjualan maupun nilai perusahaan.
Sedangkan perusahaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai etika bisnis, pada umumnya termasuk perusahaan yang memiliki peringkat kepuasan bekerja yang tinggi pula, terutama apabila perusahaan tidak mentolerir tindakan yang tidak etis, misalnya diskriminasi dalam sistem remunerasi atau jenjang karier.
Perlu dipahami, karyawan yang berkualitas adalah aset yang paling berharga bagi perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus semaksimal mungkin harus mempertahankan karyawannya.
Untuk memudahkan penerapan etika perusahaan dalam kegiatan sehari-hari maka nilai-nilai yang terkandung dalam etika bisnis harus dituangkan kedalam manajemen korporasi yakni dengan cara :
Menuangkan etika bisnis dalam suatu kode etik (code of conduct)
Memperkuat sistem pengawasan
Menyelenggarakan pelatihan (training) untuk karyawan secara terus menerus.

Free CursorsMyspace LayoutsMyspace Comments
print this page